Jumat, 03 November 2017

Unjuk Rasa Sopir Angkot dan Ojek di Jember Diwarnai Adu Mulut

Unjuk Rasa Sopir Angkot dan Ojek di Jember Diwarnai Adu Mulut
Foto: Yakub Mulyono
Jember - Unjuk rasa sopir angkot dan ojek konvensional di depan pendopo Kabupaten Jember diwarnai adu mulut. Hal itu dipicu aksi sweeping sejumlah pendemo terhadap sopir angkutan kota yang tetap mengangkut penumpang dan tidak ikut dalam aksi.

Unjuk rasa ini menolak rencana pembukaan trayek baru. Mereka menilai pembukaan trayek belum diperlukan. Selain itu pembukaan trayek bisa berdampak penurunan pendapatan sopir angkot. Sebab dengan adanya penambahan trayek, akan ada penambahan armada angkot.

Sementara tukang ojek yang ikut dalam aksi itu mengeluhkan adanya ojek online yang kini kian menjamur di Jember. Keberadaan ojek online ini juga dinilai menurunkan rezeki tukang ojek konvensional. 

"Selain itu, keberadaan ojek online juga merugikan para tukang becak, juga sopir angkot," kata salah seorang pendemo, Misyono, Rabu (1/11/2017).

Saat unjuk rasa berjalan, para sopir melihat sejumlah angkot masih beroperasi di jalan raya. Secara spontan mereka menghentikan angkot tersebut. Mereka juga meminta sopir untuk turun dan ikut berunjukrasa. Penumpang pun juga sempat dipaksa untuk turun. Sempat terjadi perdebatan sesama sopir. Bahkan nyaris terjadi baku hantam. Namun akhirnya berhasil dilerai petugas kepolisian yang melakukan pengamanan.

Tak sampai berhenti di situ. Suasana juga sempat memanas setelah polisi berupaya membubarkan unjuk rasa tersebut. Petugas menilai aksi itu tidak sesuai dengan pemberitahuan sebelumnya. Dalam surat sebelumya, aksi hanya dilakukan di halaman kantor Dinas Perhubungan, tidak berlanjut ke pendopo. Namun para sopir ini berdalih aksi berlanjut ke pendopo karena mereka tidak puas dengan jawaban dari pihak dishub.

Beruntung tak lama kemudian Bupati Jember dr Faida muncul dan menemui pendemo sehingga suasana bisa mencair. Di hadapan pendemo, Bupati Faida berjanji akan menindaklanjuti aspirasi para sopir angkot dan ojek.

"Saya akan tindaklanjuti dalam waktu dekat. Pemkab Jember akan mengatur zonasi bagi angkot. Demikian juga keberadaan ojek online yang dikeluhkan oleh ojek konvensional juga akan kita carikan solusinya," kata Bupati Faida.

Usai mendengarkan penjelasan Bupati Faida, sopir angkot dan para tukang ojek ini kemudian membubarkan diri. 

Tidak ada komentar: